Jumat, 02 April 2010

Albert Einstein The Nobel Prize in Physics 1921

Biography

Albert EinsteinAlbert Einstein was born at Ulm, in Württemberg, Germany, on March 14, 1879. Six weeks later the family moved to Munich, where he later on began his schooling at the Luitpold Gymnasium. Later, they moved to Italy and Albert continued his education at Aarau, Switzerland and in 1896 he entered the Swiss Federal Polytechnic School in Zurich to be trained as a teacher in physics and mathematics. In 1901, the year he gained his diploma, he acquired Swiss citizenship and, as he was unable to find a teaching post, he accepted a position as technical assistant in the Swiss Patent Office. In 1905 he obtained his doctor's degree.

During his stay at the Patent Office, and in his spare time, he produced much of his remarkable work and in 1908 he was appointed Privatdozent in Berne. In 1909 he became Professor Extraordinary at Zurich, in 1911 Professor of Theoretical Physics at Prague, returning to Zurich in the following year to fill a similar post. In 1914 he was appointed Director of the Kaiser Wilhelm Physical Institute and Professor in the University of Berlin. He became a German citizen in 1914 and remained in Berlin until 1933 when he renounced his citizenship for political reasons and emigrated to America to take the position of Professor of Theoretical Physics at Princeton*. He became a United States citizen in 1940 and retired from his post in 1945.

After World War II, Einstein was a leading figure in the World Government Movement, he was offered the Presidency of the State of Israel, which he declined, and he collaborated with Dr. Chaim Weizmann in establishing the Hebrew University of Jerusalem.

Einstein always appeared to have a clear view of the problems of physics and the determination to solve them. He had a strategy of his own and was able to visualize the main stages on the way to his goal. He regarded his major achievements as mere stepping-stones for the next advance.

At the start of his scientific work, Einstein realized the inadequacies of Newtonian mechanics and his special theory of relativity stemmed from an attempt to reconcile the laws of mechanics with the laws of the electromagnetic field. He dealt with classical problems of statistical mechanics and problems in which they were merged with quantum theory: this led to an explanation of the Brownian movement of molecules. He investigated the thermal properties of light with a low radiation density and his observations laid the foundation of the photon theory of light.

In his early days in Berlin, Einstein postulated that the correct interpretation of the special theory of relativity must also furnish a theory of gravitation and in 1916 he published his paper on the general theory of relativity. During this time he also contributed to the problems of the theory of radiation and statistical mechanics.

In the 1920's, Einstein embarked on the construction of unified field theories,
although he continued to work on the probabilistic interpretation of quantum theory, and he persevered with this work in America. He contributed to statistical mechanics by his development of the quantum theory of a monatomic gas and he has also accomplished valuable work in connection with atomic transition probabilities and relativistic cosmology.

After his retirement he continued to work towards the unification of the basic concepts of physics, taking the opposite approach, geometrisation, to the majority of physicists.

Einstein's researches are, of course, well chronicled and his more important works include Special Theory of Relativity (1905), Relativity (English translations, 1920 and 1950), General Theory of Relativity (1916), Investigations on Theory of Brownian Movement (1926), and The Evolution of Physics (1938). Among his non-scientific works, About Zionism (1930), Why War? (1933), My Philosophy (1934), and Out of My Later Years (1950) are perhaps the most important.

Albert Einstein received honorary doctorate degrees in science, medicine and philosophy from many European and American universities. During the 1920's he lectured in Europe, America and the Far East and he was awarded Fellowships or Memberships of all the leading scientific academies throughout the world. He gained numerous awards in recognition of his work, including the Copley Medal of the Royal Society of London in 1925, and the Franklin Medal of the Franklin Institute in 1935.

Einstein's gifts inevitably resulted in his dwelling much in intellectual solitude and, for relaxation, music played an important part in his life. He married Mileva Maric in 1903 and they had a daughter and two sons; their marriage was dissolved in 1919 and in the same year he married his cousin, Elsa Löwenthal, who died in 1936. He died on April 18, 1955 at Princeton, New Jersey.

From Nobel Lectures, Physics 1901-1921, Elsevier Publishing Company, Amsterdam, 1967

This autobiography/biography was written at the time of the award and first published in the book series Les Prix Nobel. It was later edited and republished in Nobel Lectures. To cite this document, always state the source as shown above.


* Albert Einstein was formally associated with the Institute for Advanced Study located in Princeton, New Jersey.

Copyright © The Nobel Foundation 1922
»»  READMORE...

Read More..

Super Brain Power

Manusia dibekali enam intelegensi untuk menjalani hidup ini:Intelegensi verbal,visual,logis,kreatif,fisik dan emosional.Setiap intelegensi memiliki kemampuan masing-masing. Apabila kita bisa melatih dan menggabungkan semuanya maka kepintaran kita akan bertambah menjadi 500 persen dari biasanya. Intelegensi verbal memiliki kekuatan dalam pengolahan kata sehingga sistem yang berlaku adalah mengingat, memahami, memikirkan, mengucapkan, membaca dan menulis. Profesi yang terkait wartawan,penulis,politisi dan lain-lain. Cara meningkatkannya

1. latihan power phrase ( kata-kata pendek namun pengaruhnya maksimal contoh: bukan basa basi).
2. Latihan Power Speaking( bicara secara normal, jadi diri sendiri,menunjukan latar belakang berbicara,mempertahankan apa yang anda ketahui, mengakuinya jika tidak tahu, menunjukan minat.
3. Latihan Power Listening (meluangkan waktu untuk mendengar,memperhatikan, melihat orang yang sedang bicara )
4.Latihan power reading (tidak menunjuk kata-kata dalam buku yang sedang dibaca,tidak mengucapkan kata-kata ketika sedang baca dan tidak mengulang halaman sebelumnya) lakukan berulang-ulang.
Intelegensi Visual yaitu sistem otak yang memproses, menyimpan semua gambar yang nyata maupun khayalan. Profesi terkait antaralain:Teknisi,pilot,atlet,dokter,fotografer dll. Latihan peningkatannya dengan:
1. Power seeing (mengambil gambar,mengembangkan gambar,memperhatikan pola,perhatikan bangunan, desain, cara orang bertindak, pola solusi).
2. Power Imagery (membuat gambar mental buruk yang akan dirubah,membayangkan perilaku yang akan dirubah,membayangkan sesuatu menjadi lebih baik)
Intelegensi Logis adalah menjadikan sesuatu berarti, masuk akal atau bisa di pahami. Cara pengembangan: 1. Mengumpulkan bukti,meluangkan waktu untuk memahami. 2. Mengajukan pertanyaan terbuka yang jawabannya lebih dari satu.3. Melatih teknik matematika baru.
Intelegensi Kreatif : kemampuan menemukan gagasan baru dan pemecahannya. Cara melatihnya pusatkan pemecahan masalah yang ingin diselesaikan sebelum tidur, nikmati tidurnya, mimpikan pemecahannya, tuliskan mimpi dan uji.Buat pembalikan dari pemecahan masalah yang ada.
Intelegensi Fisik yaitu intelegensi yang bertugas mengatur aktivitas tubuh internal maupun eksternal. dilatih dengan membiasakan tubuh melakukan hal yang baru, mengatur nafas ketika sedang beraktivitas,menggunakan bahasa tubuh,
Intelegensi Emosional intelegensi yang terkait dengan perasaan ( senang, susah ). Jika anda berprofesi guru,konsultan,manager, mediator administrator perlu mengembangkan inetelegensi emosional.Dilatih dengan merasakan apa yang dirasakan orang lain,menjalin hubungan baik dengan semua orang,menjadi orang yang disukai,menjadi penengah, mengidentifikasi emosi negatif seperti marah, tetap semangat, mempertahankan ketenangan.pahami pikiran orang lain,nyatakan perasaan dan pikiran anda,pusatkan pada persamaan antara anda dan dia
Diterbitkan di: Agustus 16, 2009
»»  READMORE...

Read More..

Dominic Brian: Anak Bali yang Masuk Guinness World Records untuk Mengingat Deret Angka JANUARI 20, 2010

by indonesiaproud

Dominic Brian, bocah 12 tahun asal Kuta, Bali mencatatkan namanya dalam buku rekor dunia Guinness World Recordssetelah berhasil menunjukkan kemampuannya mengingat 76 deret angka hanya dalam 60 menit.

Anak dari Gidion Hindartho itu masuk dalam buku catatan rekor dunia yang diterbitkan perusahaan bir hitam Guinness, setelah menunjukkan kemampuannya pada acara pemecahan recor yang dilaksanakan di taman satwa Bali Zoo Park di Gianyar, Bali, 15 Agustus 2009.

Perwakilan Guinness World Records Asia, Alex Iskandar Liew, memuji kemampuan yang ditunjukkan Brian. Selain itu, ia juga menilai hal itu sebagai rekor unik, mengingat umur yang bersangkutan masih tergolong anak-anak menuju remaja.

Meski begitu, rekor dunia yang dipecahkan Dominic Brian diperkirakan akan banyak mengundang munculnya penantang baru yang akan berusaha mengungguli rekor tersebut. “Keunikannya karena pemecah rekor itu masih sangat muda, 12 tahun. Usaha untuk mampu mengingat seratus angka bukanlah hal yang gampang,” ujar Alex Iskandar Liew

Menurutnya, kemampuan Brian sangat luar biasa, sebab dalam waktu yang sangat singkat mampu mengingat sampai 76 deret angka. Kemampuan seperti itu jarang dimiliki oleh anak-anak seusianya, dan
jika ada yang ingin menyamai atau bahkan mengungguli, memerlukan waktu belajar yang cukup lama.

Gidion Hindartho mengatakan bahwa meski anaknya mampu mencatatkan rekor dunia, namun dirinya tidak terlalu memberikan target pada Brian, kecuali hanya akan mengarahkan untuk mencapai cita-citanya. Dia mengaku selama ini hanya melatih daya ingat Brian melalui suatu metode latihan kemampuan daya ingat, yang sebenarnya dapat dilakukan oleh semua orang.

“Ini merupakan pelatihan memori kekuatan otak atau biasa disebut `power brain`. Semua orang sebenarnya bisa memaksimalkan daya ingat seperti yang dilakukan Brain. Anak-anak usia kelas tiga atau kelas empat sekolah dasar sebenarnya dapat dengan mudah mengingat seratus angka jika dilatih dengan metode yang tepat,” ujarnya.

Gidion menyatakan bangga karena Brian berkesempatan mengharumkan nama Indonesia khususnya Bali ke dunia internasional. Hal ini diharapkan semakin mengangkat citra Pulau Dewata di mata dunia internasional.

Sementara itu, Dominic Brian mengaku hanya perlu waktu dua bulan untuk berlatih mengingat deret angka dalam waktu cepat, walaupun dalam satu hari hanya berlatih tiga kali. Dia menyatakan akan terus berlatih mengingat deret angka, guna dapat terus mencoba memperbaiki rekor yang dibuatnya, selain bersiap menghadapi para penantang yang diperkirakan segera bermunculan.

“Saya akan terus berusaha memperbaiki rekor ini, dengan target mengingat 104 deret angka. Saat latihan paling tinggi pernah mencapai angkat tersebut. Awalnya memang susah, tetapi kalau dilakukan secara tekun akan menjadi terbiasa,” katanya.

Brian juga berhasil memecahkan rekor pada Museum Rekor Indonesia (Muri), yaitu mengingat 52 kartu selama 100 detik dan mengingat 100 angka dalam waktu 12 menit pada 16 Agustus 2009.

Sumber: Antara, Kidnesia

»»  READMORE...

Read More..
Cute Tan Bow Tie Pointer